Minggu, 15 April 2012

Ada Yang Baru Nich


Haha... ada yang baru nih...
sandal lucu plus unik...
gak tahu namanya sich tapi lucu... simpel lagi,
 
 harganya cuma Rp.50.000,00
kalau mau beli telp ke :
082142308815

okey..okey.. BURUAN BELI

Sejarah Kereta Api


Sejarah Lahirnya Kereta Api 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFRgFOm62eOqXx1U1-WNmvXyAektXIpH1Mur1LaE9YQqnQaN4-VDj22ZQYLW2eegOGCKEIx_QN6ivdkikrrIcPrKLTWYitqTRHoCUZ2rlpIvIYwj8tjj64EKtoAqhD0ePf66TInvSXZU4/s320/dewitt-1.jpg



Jalan rel yang biasa di sebut dengan jalur gerobak telah di gunakan di Jerman pada awal tahun 1550, jalan rel primitif ini terbuat dari kayu, dimana kuda dapat menarik gerbong nya lebih cepat di bandingkan dengan jalan yang beralaskan tanah, jalan rel untuk gerobak merupakan permulaan awal dari penggunaan jalan rel modern.

Pada tahun 1776 besi mulai menggantikan penggunaan kayu pada rel dan roda gerobak, jalur gerobak berevolusi menjadi jalur tram (trem), dan menyebar di seluruh daratan eropa. Kuda masih merupakan penggerak utama dari jenis kendaraan ini. Pada tahun 1789 William Jessup, seorang yang berkebangsaan Inggris mendesign roda bergelang  seperti yang digunakan pada kereta masa kini, roda yang bergelang memungkin kan roda untuk mengcengkram rel lebih baik, ini merupakan design yang nanti nya dibawa dalam pembuatan desain lokomotif.

Penemuan dari mesin uap merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi penemuan jalan rel modern dan kereta api.  Pada tahun 1803 seorang yang bernama Samuel Homfray, memutuskan untuk membiayai pengembangan dari kendaraan bertenaga uap untuk menggantikan penggunaan kuda pada jalur tram.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXS3AYcYX4CQ2MPNdjxSVb2mT9YGgZAKeWcmoyhDLIdHYGtXtFjH7krK7s_8ZeGBemxzv-ktSVYcJqbRtmoTYfWyhKJwHfYT9IXQOKFIBxI9NG-QwGCHi17NDG7qRmC1NF2JtKWRFjRoM/s320/model_kereta_uap.gif
Mesin uap


Richard Trevitchik (1722-1833) membangun kendaraan tersebut, lokomotif bertenaga uap pertama yang digunakan pada jalur tram, pada tanggal 22 februari 1804 lokomotif mengangkut 10 ton besi, 70 orang dan 5 gerbong ekstra, perjalanan sejauh 9 miles antara bengkel besi di Pen-y-Darron, di kota Merthyr Tydfil, Wales menuju sebuah bukit yang bernama Abercynnon, perjalanan tersebut menempuh sekitar 2 jam perjalanan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihPKS-kLxM-Ox_2lhczbrVjbba4I2ZxHvSO_SF4QrpAWzqLycrDqDOni-o1epyUrRYoWW86-PaW4MOab8N_20liyJfzG1csdwL2Z_THLiBL9LvPZGhyTqOCzXwZqsr81d-zXH5suH1psg/s320/lokomotifTrevitchik.gif
Lokomotif Trevitchik

Pada tahun 1821 seorang berkebangsaan Inggris yaitu Julius Griffiths menjadi orang pertama yang mempatenkan jalur lokomotif  untuk penumpang. Pada tahun 1825 The Stockton & Darlington Railroad Company, memulai penggunaan jalur kereta api untuk pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan jadwal reguler, menggunakan lokomotif yang di design oleh seorang penemu Inggris bernama George Stephenson. Lokomotif George Stephenson menarik enam gerbong yang bermuatan batubara, dan 21 gerbong sejauh 9 miles, dan memakan waktu sekitar satu jam.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWBpWxH2Ifah6d5FNtjn74e-UGtFPcSPlNwb4ZW6iqNlXFeIPM2qKPY3hkBecAkN85_j3VgsiGbBqBILVSr5QFphG7pS10uH40AeGdLw0SR0xvP8-lSWHts-54cbkF-wU2JlSKKkskWt4/s320/stephenson.gif
The Locomotion

George Stephenson dianggap sebagai penemu dari mesin lokomotif uap pertama yang menggunakan jalur kereta api, sementara Richard Trevitchik di sebut sebagai penemu lokomotif jalur tram yang pertama, karena lokomotif jalur tram, di design untuk di gunakan di jalan raya, bukan di jalur kertea api. Stephenson merupakan seorang yang tumguh dalam kemiskinan dan hanya mendapatkan pendidikan formal yang sebentar, dia bekerja di penambang batu bara, yang memiliki hobi membaca dan menulis.

Pada tahun 1812 dia menjadi teknisi pembuat mesin batubara, dan pada tahun 1814 dia mulai membuat lokomotif untuk The Stockton & Darlington Railway, Stephenson disewa sebagai insinyur perusahaan dan dalam waktu yang singkat berhasil meyakinkan pemilik perusahaan untuk menggunakan jenis mesin bertenaga uap dan membangun jalur lokomotif yang dikenal dengan The Locomotion. Pada tahun 1825 Stephenson pindah ke Liverpool and Manchester Railway, bersama dengan anak nya Robert membangun The Rocket pada tahun 1826-1829.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdzCA4zRhZQhYeBUn_pQBpsR4p4_OM9xnODFSFmCH1VfsxWk2UfI-0in_RTuw8UR3u37VD2fvNe6w9yEbhcrIDw64JvtZ-kSW1Mk4050X0jgJ77f8qkn0ku-2KiIasXpIixTPXAlmq-H8/s320/the-rocket.jpg

The Rocket

Pada tahun 1831 Robert Stevens, anak dari Colonel John Stevens yang merupakan bapak kereta api Amerika mengunjungi Inggris dan mulai merakit kereta yang disebut dengan The Jonh Bull untuk Camden & Amboy Railroad di New Jersey, yang dibangun oleh mekanik Isaac Dripps, dimana dia tidak pernah melihat mesin uap sebelum nya, dan di bangun tanpa manual perakitan, dia merupakan mekanik yang pertama kali melengkapi kereta api dengan dengan bell, lampu dan peluit penangkap sapi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifBBuK0AJ1wbRtnCxuuhd0MhWwsM1IBO_IlvnUuGaqKOQyCyC7JX7-e6xvmxBuvYyMHQAJ7kv_6tjrFKVD5l6YChVN0JbCkv211fONYQPCTAMupHyoQGV-lqhYxq9BElS4uBe7BDHVI3w/s320/johnbull.jpg

The John Bull

Sejarah Kota Pompeii


Pompeii adalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi.

Lokasi
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cc/Vesuvius_79_AD_eruption_Latina.svg/350px-Vesuvius_79_AD_eruption_Latina.svg.png

Pompeii dan Campania Romawi.
Pompeii terletak pada koordinat 40°4500N 14°2910E, sebelah tenggara kota Napoli, dekat dengan kota modern Pompei saat ini. Kota ini berdiri di lokasi yang terbentuk dari aliran lava ke arah utara di hilir Sungai Sarno (zaman dulu bernama "Sarnus"). Saat ini daratan ini agak jauh letaknya di daratan, namun dahulu merupakan daerah yang dekat dengan pantai.
Pada abad pertama M, Pompeii hanyalah salah satu dari sekian kota yang berlokasi di sekitar kaki Gunung Vesuvius. Wilayah ini cukup besar jumlah penduduknya yang menjadi makmur karena daerah pertaniannya subur. Beberapa kelompok kota kecil di sekitar Pompeii seperti Herculaneum juga menderita kerusakan atau kehancuran oleh tragedi letusan Vesuvius.
Sejarah awal
Kota Pompeii didirikan sekitar abad ke-6 SM oleh orang-orang Osci atau Oscan, yaitu suatu kelompok masyarakat di Italia tengah. Saat itu, kota ini sudah digunakan sebagai pelabuhan yang aman oleh para pelaut Yunani dan Fenisia. Ketika orang-orang Etruska mengancam melakukan serangan, kota Pompeii bersekutu dengan orang-orang Yunani yang kemudian menguasai Teluk Napoli. Pada abad ke-5 SM orang-orang Samnium mendudukinya (beserta semua kota di Campania). Para penguasa baru ini memaksakan arsitektur mereka dan memperluas wilayah kota. Diyakini juga bahwa selama pendudukan orang-orang Samnium, Roma sempat merebut kembali Pompeii untuk sementara waktu, namun teori ini belum terbuktikan.
Pompeii ikut ambil peranan dalam peperangan yang dimulai oleh kota-kota Campania melawan Roma, namun pada tahun 89 SM kota ini dikepung oleh Sulla. Walaupun tentara Liga Sosial yang dipimpin oleh Lucius Cluentius ikut membantu dalam melawan Roma, pada tahun 80 SM Pompeii dipaksa menyerah setelah Nola ditaklukkan. Pompeii lalu menjadi sebuah koloni Roma dengan nama: Colonia Cornelia Veneria Pompeianorum. Kota ini menjadi jalur penting bagi barang-barang yang datang lewat laut dan harus dikirim ke Roma atau Italia Selatan yang terletak di sepanjang Via Appia yang tidak jauh dari situ.
Pada tahun 62 M, sebuah gempa bumi hebat merusakkan Pompeii bersama banyak kota lainnya di Campania. Di masa antara tahun 62 M hingga letusan besar Vesuvius tahun 79 M, kota ini dibangun kembali, mungkin lebih megah dalam bidang bangunan dan karya seni dari sebelumnya.
Vesuvius mengubur kota Pompeii

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5c/Pompeii_the_last_day_1.jpg/220px-Pompeii_the_last_day_1.jpg

Gambar rekayasa komputer tentang letusan Vesuvius, dari Pompeii di Discovery Channel.
Para penduduk Pompeii, seperti mereka yang hidup di daerah itu sekarang, telah lama terbiasa dengan getaran kecil, namun pada 5 Februari 62 terjadi gempa bumi yang hebat yang menimbulkan kerusakan yang cukup besar di sekitar teluk itu dan khususnya terhadap Pompeii. Sebagian dari kerusakan itu masih belum diperbaiki ketika gunung berapi itu meletus. Namun, ini mungkin merupakan sebuah gempa tektonik daripada gempa yang disebabkan oleh meningkatnya magma yang terdapat di dalam gunung berapi.
Sebuah gempa lainnya, yang lebih ringan, terjadi pada 64 peristiwa ini dicatat oleh Suetonius dalam biografinya tentang Nero[4], dalam De Vita Caesarum, dan oleh Tacitus dalam Buku XV dari Annales  karena hal ini terjadi ketika Nero berada di Napoli dan tampil dalam sebuah pertunjukan untuk pertama kalinya di sebuah panggung umum. Suetonius mencatat bahwa kaisar tidak memedulikan gempa itu dan terus bernyanyi hingga selesai lagunya, sementara Tacitus mencatat bahwa teater itu runtuh setelah orang-orang di dalamnya dievakuasi.
Penulis Plinius Muda menulis bahwa getaran bumi itu "tidaklah begitu menakutkan karena sering terjadi di Campania".
Pada awal Agustus tahun 79, mata air dan sumur-sumur mengering. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus 79, dan menjadi semakin sering pada empat hari berikutnya, namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal 24 Agustus, sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi. Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah pemukimanlainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.
Laporan saksi mata satu-satunya yang bertahan dan dapat diandalkan tentang peristiwa ini dicatat oleh Plinius Muda dalam dua pucuk surat kepada sejarahwan Tacitus. Dari rumah pamannya di Misenum, sekitar 35 km dari gunung berapi itu, Plinius melihat sebuah gejala luar biasa yang terjadi di atas Gn. Vesuvius: sebuah awan gelap yang besar berbentuk seperti pohon pinus muncul dari mulut gunung itu. Setelah beberapa lama, awan itu dengan segera menuruni lereng-lereng gunung dan menutupi segala sesuatu di sekitarnya, termasuk laut yang di dekatnya.
"Awan" yang digambarkan oleh Plinius Muda itu kini dikenal sebagai aliran piroklastik, yaitu awan gas yang sangat panas, debu, dan batu-batu yang meletus dari sebuah vulkano. Plinius mengatakan bahwa beberapa gempa bumi terasa pada saat letusan itu dan diikuti oleh getaran bumi yang dahsyat. Ia juga mencatat bahwa debu juga jatuh dalam bentuk lapisan-lapisan yang sangat tebal dan desa tempat ia berada harus dievakuasi. Laut pun tersedot dan didorong mundur oleh suatu "gempa bumi", sebuah gejala yang disebut oleh para geologiwan modern sebagai tsunami.
Gambarannya lalu beralih kepada fakta bahwa matahari tertutup oleh letusan itu dan siang hari menjadi gelap gulita. Pamannya, Plinius Tua mengambil beberapa kapal untuk meneliti gejala ini dan menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di kaki gunung itu. Karena tidak dapat mendarat dekat vulkano itu karena angin yang tidak menguntungkan dan debu yang dihasilkan letusan itu, Plinius Tua melanjutkan perjalanan ke Stabiae sekitar 4,5 km dari Pompei. Ia meninggal di sana keesokan harinya. Dalam suratnya yang pertama kepada Tacitus, kemenakannya menduga bahwa ini disebabkan karena pamannya menghirup gas beracun. Namun Stabiae 16 km jauhnya dari tempat kejadian dan rekan-rekannya tampaknya tidak terpengaruh oleh hirupan udara itu, dan karena itu kemungkinan sekali kematiannya disebabkan karena Plinius yang gemuk itu  meninggal karena stroke atau serangan jantung.
Lenyap selama 16 abad

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/6/62/Pompeii4.jpg

Fresko dekoratif: "Dewi Europa dan sang Lembu"
Lapisan debu tebal menutupi dua buah kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung Vesuvius, sehingga kedua kota ini menjadi hilang dan terlupakan. Kemudian kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, dan Pompeii pada 1748. Kedua kota ini digali kembali dari lapisan debu tebal dengan membebaskan semua bangunan-bangunan dan lukisan dinding yang masih utuh. Sebenarnya, kota ini telah ditemukan kembali pada 1599 oleh seorang arsitek bernama Fontana yang menggali sebuah jalan baru untuk sungai Sarno, namun membutuhkan lebih dari 150 tahun kemudian barulah sebuah upaya/kampanye serius dilakukan untuk membebaskan kota ini dari timbunan tanah.
Raja Charles VII dari dua Sisilia sangat tertarik dengan temuan-temuan ini bahkan hingga ia diangkat menjadi raja Spanyol. Giuseppe Fiorelli mengambil tanggung jawab ekskavasi pada 1860. Hingga saat itu Pompeii dan Herculaneum dianggap telah hilang selamanya. Di kemudian hari, Giuseppe Fiorelli adalah orang yang menyarankan penggunaan teknik injeksi plester terhadap ruangan kosong dalam tubuh korban Vesuvius yang sudah hancur untuk membentuk kembali permukaan tubuh mereka secara sempurna.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/21/Pompeii5.jpg

Pasangan penduduk Pompeii
Ada teori tanpa bukti yang menyatakan bahwa Fontana menemukan beberapa fresko erotis selama penggalian yang dilakukannya, namun karena norma-norma kesopanan yang amat kuat saat itu ia mengubur fresko-fresko itu kembali. Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim lain sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut menunjukkan suasana telah pernah digali dan dikuburkan kembali.
Forum (bangunan untuk keperluan sosial), pemandian, beberapa rumah/gedung dan sejumlah villa telah dapat diselamatkan dengan baik. Sebuah hotel (dengan luas 1000 meter persegi) ditemukan dekat dengan lokasi kota. Hotel ini lalu dinamakan "Grand Hotel Murecine".
Fakta menyatakan bahwa Pompeii merupakan satu-satunya situs kota kuno di mana keseluruhan struktur topografinya dapat diketahui dengan pasti tanpa memerlukan modifikasi atau penambahan. Kota ini tidak dibagi sesuai dengan pola-pola kota Romawi pada umumnya dikarenakan permukaan tanah yang tidak datar (kota ini berada di kaki gunung). Namun jalan-jalan di kota ini dibuat lurus dan berpola pada tradisi murni Romawi kuno, permukaan jalan terdiri dari batu-batu poligon dan memiliki bangunan-bangunan rumah dan toko-toko di kedua sisi jalan, mengikuti decumanus dan cardusnya. Decumanus adalah jalan-jalan yang merentang dari timur ke barat, sementara cardus merentang dari utara ke selatan.

Gempa bumi, longsor dan kerusakan akibat letusan gunung berapi

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8c/PompeiiStreet.jpg/180px-PompeiiStreet.jpg

Sebuah jalan sepi di Pompeii
Sebuah bidang penelitian penting saat ini berkaitan dengan struktur-struktur, yang kini sedang diperbaiki, pada masa letusan (kemungkinan rusak pada waktu gempa di tahun 62). Sebagian dari lukisan-lukisan tua yang rusak agaknya tertutup dengan lukisan-lukisan yang lebih baru, dan alat-alat modern digunakan untuk menemukan kembali gambaran dari fresko-fresko yang telah lama tersembunyi. Alasan tentang mengapa struktur-struktur ini masih diperbaiki 10 tahun setelah letusan itu adalah kenyataan bahwa frekuensi ledakan menjelang ledakan yang hebat itu semakin kecil.
Kebanyakan penggalian arkeologis di situs itu hanya sampai tingkat jalanan pada peristiwa vulkanik tahun 79. Penggalian-penggalian yang lebih dalam di bagian Pompeii yang lebih tua dan contoh-contoh utama dari pengeboran-pengeboran di dekatnya telah menunjukkan lapisan-lapisan dari berbagai sedimen yang menunjukkan bahwa peristiwa-peristiwa lain telah melanda kota itu sebelum terjadinya ledakan yang terkenal itu, karena ada tiga lapisan sedimen yang terletak di bawah kota itu yang ditemukan di atas lapisan lava. Bercampur dengan sedimen ini ditemukan pula oleh para arkeolog potongan-potongan kecil dari tulang-tulang binatang, potongan-potongan keramik dan potongan-potongan tumbuhan. Dengan menggunakan penanggalan karbon, lapisan yang tertua diperkirakan berasal dari abad ke-8 SM, sekitar masa pendirian kota itu. Dua lapisan lainnya dipisahkan dari lapisan-lapisan lainnya dengan lapisan tanah yang dikembangkan dengan baik atau merupakan jalan yang dibuat orang Romawi pada sekitar abad ke-4 SM dan abad ke-2 SM. Teori di balik lapisan-lapisan dari beraneka sedimen ini adalah tanah longsor yang hebat, yang mungkin didorong oleh hujan yang turun berkepanjangan.
Pada penggalian-penggalian awal situs ini, sesekali ditemukan lubang di dalam lapisan abu yang berisi sisa-sisa tulang manusia. Giuseppe Fiorelli mengusulkan untuk mengisi ruang-ruang kosong itu dengan semen. Apa yang dihasilkan adalah bentuk-bentuk yang sangat akurat dan mengerikan dari Pompeiani (warga Pompeii) yang gagal melarikan diri, dalam saat-saat terakhir hidup mereka. Untuk sebagian dari mereka, ungkapan ketakutan itu cukup jelas kelihatan.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bc/Pompeii_Garden_of_the_Fugitives_02.jpg/180px-Pompeii_Garden_of_the_Fugitives_02.jpg

Para korban letusan
Para geologiwan telah menggunakan sifat-sifat magnetik dari batu-batu dan serpihan-serpihan yang ditemukan di Pompeii untuk memperkirakan temperatur aliran piroklaktik yang mengubur kota itu. Ketika batu yang meleleh itu membeku kembali, mineral magnetik dalam batu itu mencatat arah bidang magnet Bumi. Bila bahan itu dipanaskan melampaui temperatur tertentu, yang dikenal sebagai temperatur Curie, bidang magnetnya mungkin akan dimodivikasi atau sama sekali diatur kembali.
Analisis terhadap lebih dari 200 buah batu vulkanik dan serpihan-serpihan, seperti atap genting, menunjukkan bahwa awan debu itu panasnya hingga 850 °C ketika muncul dari mulut Vesuvius. Awan itu mendingin hingga kurang dari 350 °C pada saat tiba di kota itu. Banyak dari bahan-bahan yang dianalisis mengalami temperatur antara 240 °C hingga 340 °C. Beberapa daerah memperlihatkan temperatur yang lebih rendah, hanya 180 °C. Ada teori yang mengatakan bahwa guncangan mungkin telah menyebabkan tercampurnya udara dingin ke dalam awan debu itu.
Penemuan-penemuan unik

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/cb/Pompeii8.jpg

Fresko-fresko Pompeii yang dapat diselamatkan menawarkan pengetahuan yang tiada bandingnya mengenai kebudayaan dari kota purbakala ini
Kota Pompeii memberikan gambaran sesaat mengenai kehidupan kota Romawi di abad pertama. Gambaran sesaat ini memperlihatkan bahwa Pompeii merupakan kota yang sangat hidup sebelum terjadinya letusan gunung. Bukti-bukti memberi petunjuk hingga ke hal yang amat detail dari kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, pada lantai sebuah rumah (rumah Sirico) sebuah tulisan terkenal Salve, lucru (Selamat datang, uang), mungkin dimaksudkan sebagai humor, menunjukkan kepada kita perusahaan perdagangan yang dimiliki oleh dua sejawat, Sirico dan Nummianus (namun nama ini mungkin hanya julukan, karena nummus berarti mata uang, uang). Di rumah-rumah lainnya, terdapat banyak gambaran terinci mengenai profesi dan kategori, seperti pekerja binatu (Fullones). Kendi-kendi anggur bertuliskan Vesuvinum (istilah permainan kata dalam perdagangan). Grafiti yang dipahat di dinding memberitahu kita akan nama suatu jalan.


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/5f/Pompeii9.jpg

Teatro Grande "Teater Besar" dengan kapasitas penoton yang banyak terletak di sebelah teater Piccollo
Ketika letusan terjadi, kota Pompeii mungkin memiliki penduduk sejumlah 20.000 orang dan berlokasi di area di mana orang Roma memiliki vila-vila liburan mereka. Banyak pelayanan yang disediakan di kota Pompeii ditemukan, misalnya: Macellum (pasar raya menyediakan makanan), Pistrinum (penggilingan gandum), Thermopolium (sejenis bar yang menyediakan minuman dingin dan panas), cauporioe (restoran kecil), dan sebuah amfiteater.
Tahun 2002 penemuan lain yang tak kalah pentingnya di hilir sungai Sarno mengungkapkan bahwa pelabuhan tersebut juga memiliki banyak penduduk dan para penduduknya tinggal di palafitte (desa dengan rumah-rumah yang menjorok di atas danau), dalam sebuah sistem kanal yang, menurut para ilmuwan, menyerupai kanal-kanal di Venesia. Namun fakta ini masih harus dipelajari lebih jauh.


Pompeii dalam dunia hiburan populer
Pompeii dijadikan latar belakang novel sejarah modern The Last Days of Pompeii dan sebuah film seri televisi Inggris Up Pompeii, dan novel Robert Harris baru-baru ini, Pompeii, sebuah kisah fiksi yang terpusat pada aquarius (ahli saluran air) Marcus Attilius yang harus memperbaiki kerusakan pada akuaduk di dunia, Aqua Augusta, yang rusak di suatu tempat di sekitar Gn. Vesuvius. Dalam seni visual, The Last Day of Pompeii adalah sebuah lukisan terkenal oleh Carlo Brullo yang kelahiran Rusia.
Pada Oktober 1971, band terkenal Pink Floyd mengadakan pertunjukan di sebuah amfiteater yang kosong dan berusia 2.000 tahun di Pompeii, di hadapan penonton yang terdiri dari para kru film termasuk para kamerawan. Pertunjukan ini diedarkan sebagai sebuah film di seluruh dunia, dan belakangan dalam bentuk video. Sang sutradara belakangan menambahkan gambar-gambar ruang angkasa dan merilisnya dalam bentuk 'potongan sutradara', yang kini tersedia dalam bentuk DVD.
"Last Days of Pompeii" adalah sebuah opera rock tahun 1991 oleh band rok alternatif Nova Mob.
Taman bertema Busch Gardens di Williamsburg, Virginia menampilkan sebuah atraksi berjudul "Escape from Pompeii," (Melarikan diri dari Pompeii); di situ para penumpang mengendarai kapal-kapal kecil yang konon sedang melarikan diri melalui kota Pompeii sementara reruntuhan-reruntuhan kota berguliran di sekitar mereka.
Rexford (Rex) Phillips, alias “Rexino Mondo,” menulis, menyanyikan, membacakan serta memproduksi sebuah "buku audio" 210 menit berjudul Messenger From Pei (Utusan dari Pei). Buku ini mengisahkan penugasannya di Kompi Khusus ke-10 dari Angkatan Darat AS di Korea. Di sana ia berjumpa, bersahabat dan akhirnya menjalin hubungan yang akrab dengan aktris Debbie Reynolds. Berbagai arus bolak-balik membawa mereka dalam suatu perjalanan ke kehidupan masa lampau, dan khususnya dalam pelarian mereka dari "Pei yang dekaden", tepat sebelum kehancuran total kota itu, bersamaan dengan hari-hari terakhir "Pompeii", bakal anaknya yang rusak akhlaknya. Karya ini dibuat pada 1992 dan diedarkan secara terbatas.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b1/Palestra%2C_Pompeii.jpg/500px-Palestra%2C_Pompeii.jpg

Palaestra Pompeii dilihat dari puncak dinding stadion. Bagian tengah kiri yang mencekung diisi dengan air dan digunakan untuk latihan berenang atau permainan pertempuran laut. Di sebelah kanan (agak tertutup oleh batang pohon) adalah barisan pokok-pokok pohon yang menjadi arang, sisa-sisa pohon (masing-masing seratus tahun usianya) dari palaestra yang terbakar dalam ledakan gunung berapi tahun 79. Di antara mereka dan deretan tiang, terdapat barisan pepohonan muda yang baru ditanam sebagai penggantinya.
Dokumen tertua mengenai sejarah Jepang adalah kumpulan naskah sejarah Cina Sejarah Dua Puluh Empat Dinasti asal abad ke-1 Masehi. Namun bukti-bukti menunjukkan kepulauan Jepang sudah dihuni manusia sejak zaman Paleolitik Atas Setelah zaman es terakhir sekitar 12.000 SM, ekosistem Kepulauan Jepang yang kaya memungkinkan manusia untuk hidup. Barang-barang tembikar tertua berasal dari zaman Jōmon.

Zaman prasejarah Jepang
Zaman Paleolitik

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/JapanesePolishedStoneAxes.JPG/220px-JapanesePolishedStoneAxes.JPG

Kapak batu yang diekskavasi dari situs B Hinatabayashi, Shinano, Prefektur Nagano dari zaman Pra-Jōmon (Paleolitik), 30.000 SM. Museum Nasional Tokyo.
Zaman Paleolitik Jepang berlangsung dari sekitar 100.000 hingga 30.000 SM, dimulai dari penggunaan perkakas batu dan berakhir sekitar 12.000 SM pada akhir zaman es terakhir yang sekaligus awal dari periode Mesolitik zaman Jōmon. Bukti-bukti penggalian arkeologi menunjukkan kepulauan Jepang sudah dihuni orang sejak 35.000 SM. Kepulauan Jepang terpisah dari daratan Asia setelah zaman es terakhir sekitar 11.000 SM. Setelah terungkapnya pengelabuan zaman Paleolitik Jepang oleh peneliti amatir Shinichi Fujimura, bukti-bukti asal zaman Paleolitik Bawah dan zaman Paleolitik Tengah yang diklaim oleh Fujimura dan rekan-rekan telah diteliti ulang dan ditolak